SUDAH KU TEMUKAN

Judul asli: In Search of Assurance

K.K. Alavi

All Rights Reserved


PENDAHULUAN

Buku ini menceritakan kisah hidup saya, tidak hanya kisah saya, tetapi juga kisah kebaikan Allah sehubungan dengan kasih dan keselamatan yang sudah dinyatakan-Nya kepada saya.

MASA KECIL

Saya dilahirkan hari Jumat, 15 Juli 1951. Ayah saya. seorang "mullah" (pemimpin agama Islam) di Cherukunnu, desa kecil di Negara Bagian Kerala, India Selatan.

Keluarga kami dihormati penduduk setempat karena kami taat di dalam agama. Ayah saya bertugas khusus membacakan Al Qur’an dalam bahasa Arab kepada tetangga yang memeluk agama Islam. Di samping itu ia tidak pernah lupa membimbing kami, anak-anaknya.

Saya masih ingat saat duduk di pangkuan ayah sehabis sembahyang Isya, mendengarkan ayah mengaji sambil belajar darinya. Kami selalu membuka dan mengakhiri setiap hari dengan mengaji dan sem­bahyang. Hidup disiplin ini menjadi gaya hidup keluar­ga kami.

Pada usia 5 tahun saya mengikuti 'Madrasah' sekolah agama Islam, dekat rumah belajar bahasa Arab agar dapat mempelajari Al Qur’an di samping pelajaran umum seperti pada sekolah biasa. Usia 10 tahun saya dipindahkan ke sekolah umum di Kottakal, tidak jauh dari desa kami. Di sini saya belajar satu setengah tahun dan tidak dapat melanjutkan karena sebab-sebab yang akan dikemukakan pada halaman­-halaman berlkut.

HARI BERSEJARAH

Suatu waktu, di hari Sabtu, hari Pasar Kollakal, ketika pulang sekolah bersama teman-teman, kami melihat orang-orang sedang berkerumun di pasar. Sekelompok orang Kristen sedang menyaksikan Iman mereka yang pada dasarnya merupakan kisah yang diangkat dari kehidupan Yesus. Mereka menawarkan buku-buku kecil berisi bacaan Kristen. Mulanya kami menertawakan dan mempermalukan mereka. Sesudah itu kami masing-masing membeli sebuah. Saya me­milih "Hati Pak" dan sahabat saya membeli "Jalan Ke­selamatan". Kami membicarakan kedua buku kecil dan orang-orang Kristen itu dalam perjalanan ke rumah. Teman saya langsung merobek buku kecilnya itu. Saya menyimpan buku saya walaupun saya sudah sempat menghina orang-orang Kristen itu.

Sampai di rumah, saya mencari tempat yang tenang lalu duduk membaca. Dalam buku itu ada satu percakapan menarik antara seorang Kristen dengan seorang pria yang masih remaja. Saat membaca saya bertanya dalam hati, apakah Yesus yang disebutkan dalam buku kecil itu sama dengan Isa yang saya kenal salama ini sebagai Nabi. Menurut pengertian saya, Yesus yang diceritakan itu berbeda dengan Yesus dalam Al Qur’an. Di sini saya baca bahwa Yesus dapat mengampuni dosa manusia. Pengampunan-Nya itu telah mengubah hidup remaja tersebut. Hal mana membuat saya mengasihi Yesus. Sewaktu saya membaca tentang keadaan rohanl remaja yang sangat menyedihkan, orang Kristen dalam buku itu seakan langsung berbicara kepada saya. Kemudian saya memperhatikan keadaan hati saya yang kelihatannya jauh lebih parah dari keadaan hati si remaja itu.

Saya mulai bertanya, "Di mana ada kebebasan dari penyakit rohani ini?" Buku kecil itupun menawar­kan satu cara pengobatan sebagai jalan keluarnya. Salama ini saya telah diajarkan bahwa hanya Allah saja yang dapat mengampuni dosa bukan Yesus, yang hanya seorang nabi. Satu kenyataan, saya tak dapat meninggalkan alasan kuat yang dipaparkan dalam buku keeil itu. Saya mulai sadar dan merasa cemas dengan dosa-dosa saya. "Apa yang akan terjadi kalau saya mati?" "Dapatkah saya luput dari Penghakiman itu?", menjadi pertanyaan-pertanyaan yang sangat mengganggu.

Selanjutnya saya berketetapan untuk mengenal tentang Yesus lebih banyak lagi. Untuk itu saya men­daftarkan diri sebagai peserta Kursus tertulis seperti yang ditawarkan dalam buku kecil itu.

MULAI BELAJAR

Kantor Kursus Alkitab Tertulis langsung mengirim­kan bahan kursus. Malangpun tak dapat dihindari. Pengantar surat menyerahkan pada paman surat yang seharusnya ditujukan pada saya. Paman membuka kiriman itu dan menemukan bacaan Kristen di dalamnya. Di hari berikut ia menunjukkan kursus ini kepada ayah saya dan paman saya yang lain. Mereka segera berembuk dan memutuskan untuk mencegah sebelum saya memulaikan kursus itu.

Di sore hari, waktu pulang dari sekolah, saya diikat ayah pada tiang penyangga serambi dan dipukul dengan tongkat sampai saya lemas. Besoknya, di pagi hari saya dipanggil. Dengan lembut ayah berkata: "Sebagai orang Muslim, kita tidak dibolehkan mem­baca buku-buku itu. Buku-buku itu dilarang apalagi berisikan bacaan Kristen. Isinya begitu menawan. Kita akan pasti menjadi Kristen apabila membacanya. Dan kalau sampai terjadi maka keluarga kita akan hancur berantakan. Dan kita akan ditolak masyarakat dan menjadi satu laknat bagi Islam". Saya berjanji kepada ayah saya tidak akan membaca buku-buku itu lagi. Saya merobek buku-buku itu dan menyumpahi diri saya sendiri karena tidak segera memusnahkannya secepat mungkin seperti yang dilakukan oleh sahabat saya, kemudian saya membakarnya. Sajak itu saya menjadi seorang Muslim yang taat dan sembahyang setiap hari. Hari-hari berlalu tanpa meninggalkan ke­tenangan. Terlebih-lebih lagi di saat saya teringat akan buku kecil itu dan di saat saya merenungkan keadaan hati saya. Bagaimana mungkin saya dapat melupakan nama "Yesus", apabila saya berulang kali meng­ucapkannya pada setiap pengajian sesudah sholat Isya, karena itu saya memutuskan untuk mempelajari Yesus di dalam Al Qur’an dan buku Islam lainnya. Saya belum begitu menguasai bahasa Arab, tetapi saya bertekun di dalam belajar dengan pertolongan seorang sahabat, Yusuf Mawlawi guru pada salah satu sekolah Arab dekat rumahkami. la sudah menjadi kenalan dekat keluarga kami. Dalam penelaan ini, saya jumpai bahwa lsa mendapat tempat penting baik dalam Al Qur’an maupun di dalam kitab-kltab Hadist atau tradisi Islam. Malahan semakin jelas bagi saya seperti yang dikemukakan Al Qur’an bahwa Yesus berkedudukan jauh lebih tinggi dari pada Muhammad, Nabi saya sendiri.

Melihat kecenderungan saya untuk mempelajari lsa lebih banyak Ini, guru dan keluarga saya segera prihatin. Saya disarankan agar lebih banyak memusat­kan perhatian saja kepada Nabi Muhammad.

Saya tetap mempersoalan ayat-ayat AI Qur’an mengenal Yesus sehubungan dengan kelahiran-Nya yang unik serta karya-Nya yang mengagumkan. Ayat-­ayat tersebut. antara lain berbunyi :

Ketika Malaekat berkata: Hai Maryam! Se­sungguhnya Allah menyampaikan berita gembira kepadamu dengan perkataan dari Tuhan (kelahiran anak) namanya Al-Masih, Isa anak Maryarn, orang besar di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang dekat kepada Tuhan. Dan dia anak dalam buaian (masa kecil) dan sesudah dewasa akan bercakap-cakap dengan manusia dan dia termasuk orang-orang yang baik. Kata Maryam; Wahai Tuhanku! Bagaimana aku bisa melahirkan anak, sedang aku belum pernah disentuh oleh laki-Iaki? Kata Tuhan; Begitulah, Allah rnenciptakan apa yang dikehendaki­-Nya. Apabila Allah hendak memutuskan suatu perkara, hanya Dia mengatakan; jadilah, lalu jadi. Dan Allah mengajarkan Alkitab kepadanya. Kebijaksanaan, Tau­rat dan Injil Dan dia menjadi Rasul untuk anak-anak Israel (katanya); Sesungguhnya aku datang kepadamu membawa keterangan dari Tuhanmu, bahwa aku buat dari tanah serupa burung kemudian kuhembus ke dalamnya, lalu menjadi burung dengan izin Allah, dan kusembuhkan orang buta dan orang berpenyakit lepra, dan kuhidupkan orang-orang mati dengan izin Allah, dan kukabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan dalam rumahmu; sesungguh­nya hal Itu menjadi keterangan bagimu, kalau kamu memang orang-orang beriman. Dan membenarkan Taurat yang telah lebih dahulu (diwahyukan) daripada aku. Dan akan kuhalalkan kepadamu sebagian dari yang telah dilarang kepadamu. Aku datang kepadamu dengan keterangan..keterangan dari Tuhanmu. Sebab Itu patuhlah kepada Allah dan turutlah aku! (Alllmran 45 – 50)

Saya juga memperhatikan bahwa Al Qur’an me­nunjukkan kepada Kitab Taurat (Perjanjian Lama) dan Injil (Perjanjian Baru) dan menegor saya untuk percaya pada keduanya karena mereka adalah: "pimpinan kebenaran dan cahaya terang" (Almaidah 46).

Ayat ini lain yang sering diingat adalah :

"Dan kalau kiranya engkau masih ragu-ragu (Muhammad) tentang apa yang Kami turunkan kepada engkau, tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum engkau" (Yunus 94)

Sewaktu saya membaca ayat ini, saya teringat lagi pada orang-orang Kristen dan buku kecil mereka.

Menurut Islam, orang Kristen adalah "ahlul kitab" (umat Kltab). Al Qur’an menganjurkan Muhammad menceritakan keraguannya kepada orang Kristen. Mengapa saya sendiri tidak? Waktu Itu memang sulit untuk saya mendekati orang Kristen. Hubungan saya dengan mereka tidak begitu banyak. Suatu hubungan yang jelas tidak direstui oleh keluarga saya.

Ada sebuah rumah sakit Kristen yang letaknya tidak jauh darl desa kami. Suatu hari bersama seorang teman, Abdullah saya berkunjung ke rumah sakit ter­sebut secara diam-diam. Kami disambut tuan Kunyu­kunyu, seorang Apokteker. la memperkenalkan kami dengan ramah pada seorang Utusan Injil.kami berdua yang masih muda belia ini, nampak gugup sekali. Tidak mengertl apa yang akan terjadi kemudian. Utusan Injil menyalami kami secara bersahabat. Hal ini menjadikan kami lebih santai. Di akhir percakapan, kami disarankan agar mengikuti kelas Sekolah Minggu, sambil menuju ke ruang baca. Kami berkenalan dengan petugas di ruang baca ini. la kemudian men­jadi sahabat baik yang banyak membantu dalam pelbagai kesulitan. Kami didaftarkan sebagal peserta Kursus Alkltab Tertulis dari Injil Yohanes.

Abdullah dan saya mengikuti sekolah minggu tanpa sepengetahuan orang tua sampai beberapa minggu lamanya. Kadang-kadang sahabat saya dengan ramah memberikan ongkos naik mobil umum. Sering juga kami berjalan kaki sejauh 8 km.

Suatu hari kami ditangkap oleh beberapa orang tetangga. Mereka bertanya sambil memukul Abdullah sampai ia mengakui seluruh kegiatan rahasia kami ini.

Pada hari berikut, pulang sekolah di sore hari, saya melihat Ibu dan adik perempuan saya menangis. Mereka sudah tahu apa yang akan diperbuat ayah pada saya. Sewaktu melangkah ke dalam rumah, ayah menyambut saya dengan berteriak. Ayah memegang, mengikat dan menyandarkan saya dengan kepala menghadap dinding. la memukul saya sambil meng­gosokkan cabe rawit pada wajah dan mata saya, Ia bertanya mengapa saya membaca bahan Kristen dan bergaul dengan orang Kristen. Ibu jatuh pingsan menyaksikan keadaan saya.

Tak lama kemudian seorang Ibu tetangga datang bersama saudara perempuan (ipar) saya. Saya di­gotong ke tempat penampungan air dan dibersihkan.

Esok harinya, saya dipanggil dan diperintah mengucapkan dua kalimat shahadat: "Tiada Tuhan selaln Allah dan Nabl Muhammad adalah utusanNya", dengan bimbingan ayah. Saya diperingatkan lagi akan sesatnya pengajaran Kristen tentang Yesus, pe­malsuan Kltab Injil dan prilaku orang Kristen yang dinilainya buruk.

Kakak ipar perempuan diperintahkan membakar semua bahan bacaan Kristen, yang segera dilaksanakannya. Perlakuan ini sangat mempengaruhi saya. Saya menjerit. Tak ada lagi ketenangan dalam batin, karena kesempatan untuk mempelajari banyak dari Yesus lewat Kitab-kitab Injll dan melalul kawan­-kawan Kristen sudah dihalangi.

Waktu saya berpijak di tempat pembakaran buku kecil "Hati Pak" Itu, hati saya diliputi kesal karena telah memusnahkan buku kecil itu. Saya teringat akan per­cakapan yang ada dalam buku kecil itu. Pergumulan yang sama kembali muncul. Saya dihadapkan dengan kebahaglaan si remaja atas pengampunan dosanya dan beban berat dalam hati saya akibat dosa.

Sabagai orang Muslim saya diajarkan bahwa kami sendiri yang bertanggungjawab atas dosa kami; tiada seorangpun yang dapat menanggung dosa orang lain. (Al An'Naam 164, Al Qur’an Indonesia Depag). Mungkinkah Yesus mengampuni dosa seseorang? Bagaimanapun saya memohon bimbingan Allah untuk penjelasannya.

Kesadaran akan dosa saya, tidak hilang dari diri saya. Malah terus ada di dalam hati saya dan terasa mengganggu. Dua minggu kemudian, muncul dorong­an kuat untuk menemui rekan-rekan Kristen. Saya ingin menceritakan persoalan dan keraguan saya ini. Utusan Injil memberikan penghiburan dengan menjawab semua pertanyaan, khususnya tentang kepercayaan dan kehidupan orang Kristen. Jawaban yang diberlkan cukup memuaskan karena ia juga mengetahui Al Qur’an dan keyakinan umat Islam. Saya membawa pulang sebuah Kitab Injil yang diberikan teman saya dengan perasaan bahagia. Saya harus bertindak sangat hati-hati, jangan sampai ada anggota keluarga mengetahuinya. Saya bungkus Injil Itu dalam tas plastik dan menyembunyikannya di bawah batu di hutan. Saya sering masuk hutan untuk membaca Injil itu, khususnya Injil Yohanes.

Satu ayat, kata-kata Tuhan Yesus, yang menguatkan saya adalah:

"Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah; percayalah juga kepadaKu". Yohanes 14:1

Kalimat. "percayalah kepadaKu", sangat berkesan. Meskipun saya susah dan resah, ayat ini menguatkan saya. Hari Minggu berikutnya, waktu saya ke sekolah minggu, saya bertemu paman saya dalam bus. Saya gemetar membayangkan apa yang bakal terjadi seandainya paman melaporkan pada ayah. Saya tetap saja bertekad ke sekolah minggu. Di sana saya me­luangkan banyak waktu berbicara dengan Utusan Injll. Sebelum saya berkenalan dengan kawan-kawan baru, yaitu orang Kristen, saya selalu diliputi rasa anti ­Kristen. Hal ini disebabkan banyak suara sumbang tentang kehidupan orang Kristen. Tuduhan buruk itu baru lenyap setelah saya memperhatikan kehidupan Utusan Injll dalam sikap, sifat dan sambutannya pada orang Islam. Suara sumbang ini tidak mempan bagi kehidupan Utusan Injil tersebut.

Hal Ini menggugah hati saya untuk bertanya: "Adakah kasih Utusan Injil ini lebih besar dari pada kasih seorang Islam?" "Adakah Al Masih telah berbuat jauh lebih banyak kepadanya dari apa yang dibuat oleh Nabi saya kepada saya?" Sampai saat itu, per­tanyaan-pertanyaan tersebut membuat saya bingung, karena saya rnasih beranggapan bahwa di luar Islam, mereka yang (termasuk' orang Kristen) mengakui Allah sebagal juruselamat adalah "kafir'" dan jelas ditolak Allah sesuai dengan ayat Al Qur'an berikut :

"Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan; Bahwa Allah itu ialah Al masih Anak Maryam. Dan Al-Masih mengatakan: Hal anak-anak Israel Sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhan kamu. Sesungguhnya siapa yang mempersekutukan Allah, niscaya Allah akan melarangnya masuk ke surga dan tempatnya dalam neraka. Orang-orang yang me­langgar sturan itu tidak mempunyal penolong. Se­sungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan; Bahwa Allah ialah yang ketiga dari tiga. Tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Mahaesa. Kalau mereka tidak berhenti dari apa yang dikatakannya itu, niscaya orang-orang yang kaflr di antara mereka akan disentuh siksaan yang pedih (Almsidah 72-73)

Saya menyadari bahwa saya seorang Muslim yang berserah diri kepada Allah dan tentunya lebih suci dari orang Kristen. Semakin dosa saya disadari, semakin jelas bagi saya sesunggunya Utusan Injil itu adalah orang yang berserah diri pada Allah yang di­buktikan dalam prilakunya. Saya merasakan kasih yang ditunjukkannya berasal dari Kristus, seperti diceritakan dalam buku kecil "Hati Pak" Itu. Kasih Yesus tersebut bagaikan magnit menyentuh saya. Ter­lintas dalam benak saya bagaimana dalamnya saya akan mengasihi Yesus seandalnya dia adalah Tuhan saya juga. Khayalan ini langsung saya tolak sebagal pikiran jahat yang berasal dari syetan, karena saya seorang Muslim. Saya meninggalkan sekolah minggu diliputi rasa takut. Saya telah siap untuk menerima apa saja yang akan diperbuat ayah pada saya. Dua hari bertalu tanpa terjadi apa-apa.

Pada hari ketiga, saya ditangkap ayah dan dibuang ke semak-semak. Ayah mengambil tongkat dan menghajar saya sampai saya dalam keadaan koma. Syukur, Ibu bergegas datang menyelamatkan saya tetapi Ia juga dipukuli. Kalau saat ini saya masih disembuhkan, Itu hanyalah anugerah Allah semata-mata. Saya diminta mengucapkan lagi dua kalimat shahadat dan berjanjl tidak bergaul dengan orang Kristen lagi. Saya mengucapkannya agar terhindar dari hukuman berikut.

Abdullah, teman saya menyebarluaskan peristiwa ini ke seluruh distrik, membuat hidup saya semakin sulit. Masyarakat mulai mengejek saya. Ada yang memanggil dengan berbagai nama dan ada yang melontari saya dengan batu. Setiap bertemu waktu pulang sekolah, mereka berkata dengan suara nyaring: "Lihat. orang terkutuk datang!". Itu Mathai si orang Nasrani (Kristen) datang!".

Keluarga, handai tolan, dan guru ikut memusuhi saya. Saya bingung, sedih dan merasa sepi bercampur duka. Tinggal Injil Kudus sahabat saya. Saya gunakan setiap kesempatan membaca dan meneliti Injil itu di hutan.

Pergumulan batin muncul kembali di dalam hati saya tatkala saya membaca Injil di tempat tersembunyi. Di dalam beberapa hal penting Injil berbeda dengan ajaran Islam yang saya yakini hal mana justru merangsang saya untuk mempelajarinya. Di antaranya kata-kata Tuhan Yesus yang memusingkan buat seorang Islam, tetapi juga menantang pikiran seperti yang berikut ini:

"Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku". Yohenes 14:6

"Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus". Yohanes 17:3

"Tetapi semua orang yang menerima-Nya, diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya". Yohanes 1:12

"Jika seorang mengasihi Aku, ia menurut FirmanKu den Bapaku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersema­-sama dengan dia". Yohanes 14:23

Saya tidak mempunyai sahabat yang dapat menjelaskan ayat-ayat ini. Namun saya terus memohon bimbingan Allah.

DIBELENGGU KARENA KASIH

Rasa sakit dan luka saya telah sembuh. Tetapi kasih sahabat Kristen dan akibat dari buku kecil masih membekas. Timbul dorongan kuat untuk mem­perbaharui hubungan kami. Saya berketetapan untuk menemui mereka kembali. Baru saja saya me­langkahkan kaki menemui mereka. Saya dilihat keluarga dan tetangga. Rasa takut kembali menghantui tetapi saya tetap berangkat. Saya mencurahkan semua kesulitan pada Utusan Injil di rumahnya. saya mohon agar dia membantu saya ke Mysore, tempat kakak perempuan, sambil menunjukkan bekas-bekas luka kepadanya.

Kakak begitu mengasihi saya. Bersama suaminya pasti ia akan mengijinkan saya untuk tinggal bersama mereka. Pendeta Utusan itu menyarankan agar saya kemball ke rumah. Menurut hematnya saya baru boleh meninggalkan rumah apabila saya sudah dewasa. Saya diminta tinggal di rumah dan bertumbuh dalam iman serta kasih yang diharapkan mempengaruhi keluarga dan sahabat.

Allah akan menjadi Juru selamat dan Pelindung saya, demikian nasihat Utusan Injil itu. Waktu itu saya duduk di kelas 7. Karena hari sudah malam, ditambah rasa takut, saya mohon bermalam diruang baca. Saya bermalam dan menetap sehari bersama C.R. George, teman saya.

Beberapa penduduk di daerah kami mengetahui bahwa saya berada di tempat ini. Mereka bersama polisi mendatangi George untuk memaksanya agar menyerahkan saya. la dituduh telah menyandra saya. George menjawab: "Alavi datang atas kemauannya sendiri. Silahkan kalian membawanya dan harap jangan memukulnya lagi".

Beberapa orang Islam memihak teman saya. Perpecahan dan pertengkaran di antara merekapun terjadi. Saya manfaatkan kesempatan ini dengan menyelinap keluar lewat pintu belakang. Saya menyeberangi lapangan bola, melompat ke sungal seolah-olah sedang mandi. Akhirnya saya ditemukan juga oleh beberapa orang Muslim itu. Saya dibawa ke ruang Muslim "Mappila Nadu". Di sini saya diberondong pertanyaan gencar dengan suara keras disertai siksaan

Waktu itu Ibu saya mencari di rumah sanak saudara saya. Abang ipar muncul dan menyelamatkan saya. Saya diantar pulang. Adik perempuan telah disuruh ayah memanggil paman saya. Setelah semua hadir, ayah bertanya pada mereka. "Apa lagi ysng harus dilakukan pada Alvi? Kami telah berupaya sa­mampunya guna menghindarkan orang-orang Kristen. Tindakan apa ysng harus kita ambil?"

Paman pertama menyarankan kepada ayah saya supaya saya dibunuh saja dengan kepala dipenggal. Paman ysng kedua menyetujui cara ini. Paman ketiga berpendapat lain. Ia menyarankan agar saya dibiarkan mati kelaparan. Menurut dia jlka saya dibunuh seperti saran paman pertama. seluruh keluarga pasti akan dipenjarakan.

Ibu saya menjerit dan berkata: "Silahkan mem­bunuh saya sebelum anak saya dibunuh !" Saya me­nangis mendengarnya. Saya tidak dapat membayang­kan rasa ngeri dan takut yang ada dalam hati saya, sementara saya masih bertanya-tanya apa yang akan mereka lakukan atas saya.

Usul paman ketiga diterlma. Seorang paman langsung memukul saya dengan sadis sehingga ayah saya menghentikannya. Ayah mengikat saya dengan kedua tangan di belakang selama tiga minggu. Dia hanya mengijinkan saya makan sekali sehari. Tetapi ibu memberi saya makanan di saat ayah sedang keluar rumah.

Suatu hari ayah pulang bersama adiknya membawa seorang pandai besi. Paman meminta saya mengucakan dua kalimat syahadat kita di depan ayah saya. Satu keanehan terjadi. Saya tidak dapat meng­ucapkannya lagi. Ibu dan saudara-saudara perempuan saya berseru dengan suara keras agar saya segera mengucapkannya. Kalimat itu tetap tidak bisa lepas dart bibir saya. Saya tidak tahu lagi apa yang terjad yang jelas di saat itu saya tidak dapat berbicara. Pandai besi diminta ayah memasang kedua balenggu besi dan merantal kaki saya dengan kuncinya. Ke­adaan ini berlangsung selama enam minggu.

Abdullah, teman yang telah merobek selebaran­nya berkunjung dan bertanya mengapa hal ini me­nimpa saya. Sebenarnya dia sudah mengetahui penyebabnya, yakni selebaran itu. Saya tidak menjawab. Saat-saat terbaring dengan belenggu itu. saya teringat kata-kata dalam Kitab Injll:

Janganlah gelisah hatimu: percayalah kepada Allah, percaya juga kepada-Ku".(Yohanes 14:1)

"dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu". (Yohanes 8:32)

Daam pergumulan, muncul pertanyaan yang cukup mengganggu; "Haruskah saya mencela kata­kata Yesus itu, hanya karena rantai ini?" Tentu saja tidak. Karena dalam keadaan seperti ini, kami dapat merasakan penghiburan Yesus yang sejati dan terbaik. Yesus terasa sangat dekat dibandingkan dengan ke­hadiran-Nya ketika saya membaca Injll di hutan itu.

ALLAH MEMBEBASKAN SAYA

Enam minggu kemudian saya melarikan diri. Se­orang keponakan ibu saya datang di saat rumah sedang kosong, melepaskan belenggu dan rantai sayapun bebas. Tidak ada lagi yang mau merantai saya. Teman-teman dan keluarga mulai bermurah hati.

Saya masih tinggal dua minggu di sini. Saya bingung mengapa saya masih mau menetap di lingkungan dengan masyarakatnya yang menciptakan lebih banyak rasa takut dari ketenangan. Saya me­mutuskan untuk segera pergi.

Suatu hari, seusai makan siang, saya menatap wajah ibu dengan air mata. la tidak tahu tentang rencana saya. Ini merupakan selamat tinggal saya pada rumah saya. Saya mendustai ibu dengan berpura-pura hendak mandi. Saat itu saya meninggalkan rumah. Kiranya Allah mengampuni saya atas ke­bohongan itu dan kata-kata lainnya yang seharusnya tidak diutarakan. Saya menuju stasiun kereta api de­ngan jalan kaki sejauh 18 km. Saya mengambil kereta jurusan Calieut, berjarak 54 km dengan tujuan mencari kerja. Saya diterima bekerja di sebuah restoran. Namun hidup belum terasa mapan. Kemudian saya mendengar, bahwa sahabat-sahabat Kristen saya, ikut menderita. Mereka ingin meringankan penderitaan. selama saya disiksa. Mereka berdoa dan berusaha membantu. Hanya belum waktunya. Peristiwa itu membuat pimpinan Muslim setempat menginstruksi­kan masyarakat agar menjauhkan diri dari kompleks Kristen tersebut. Anak-anak ditarik keluar dari sekolah taman kanak-kanak. Pengawas-pengawas ditempatkan di tiap-tiap pintu masuk, agar jangan ada orang yang masuk. Nama-nama sahabat Kristen saya dibacakan lewat pengeras suara. Umat Islam hanya diizinkan masuk sampai di bagian klinik saja dengan tujuan ber­obat.

Keadaan ini tidak berlangsung lama. Sebentar saja sudah kembali seperti biasa. Pengumuman di­sampalkan melalul.pengeras suara: "Mari kita berhenti menyusahkan orang Kristen, dan memusatkan banyak perhatian pada pekerjaan-pekerjaan Allah". Sesudah beberapa minggu kerusuhanpun reda.

Pemilik restoran tidak senang melihat saya mengikuti Kursus Alkltab Tertulis. Saya masih terus bekerja di situ salama lima bulan. Sesudah itu saya meninggalkan Calleut menuju ke rumah kakak perempuan saya di Mysore. Dari sini saya menyurat kepada George, sahabat Kristen saya. dari surat ter­sebut menjadi berita pertama yang sampai kepada mereka mengenai bagaimana Allah membebaskan saya. Di akhir surat saya tuliskan: "Saya" dalam keadaan baik dan selalu mengucapkan doa Bapa Kami".

Saya bekerja bersama suami kakak di Mysore salama setahun. Kemudian saya bekerja di atas kapal dagang salama 18 bulan. Kapal ini sering berlayar ke Calleut. Sesudah itu saya kemball ke kampung halaman. Saya bertemu dengan semua sahabat. Mereka gembira dapat bertemu dengan saya kembali. Hanya Utusan Injil saja yang tidak bisa saya temui karena ia telah kemball ke negaranya. Sayapun kembali lagi ke Mysore dan bekerja dengan suami kakak di hotelnya. Dengan bantuannya saya dapat bekerja sebagal pengirim berita, sambil belajar di kantor telegraph. Kesulitan mulal muncul. Rasa sakit di bagian pinggul kambuh dan sangat mengganggu. memaksa saya melepaskan pekerjaan di sini.

Saya kembali ke Malabar untuk perawatan. Waktu itu, sahabat saya bekerja di rumah sakit Missi ini. ia menolong saya mendapatkan pemeriksaan kesehatan. Saya juga bertemu lagi dengan Utusan Injil yang telah kembali bertugas di India. la gembira sekali dapat bertemu dengan saya dan menanyakan waktu saya dibelenggu dan kehidupan saya selama ini.

Menurutnya. banyak orang mendoakan saya. Saya diperkenalkan dengan Utusan Injil yang lain. Dia yang membantu saya dalam perawatan jasmani. Saya senang mendapat sahabat baru yang kemudian menjadi bapak rohani dan isterinya sebagai Ibu rohani. Mereka membantu saya lewat seorang dokter ke rumah sakit Sekolah Madis Kristen di Vellore untuk perawatan seterusnya.

Keluar rumah sakit. saya bergabung dengan India Every Home Crusade (badan penginjilan rumah ke rumah) di Mysore selama tiga bulan. Satu kesempatan baik menyaksikan Injil Kristus sambil membagi-bagikan selebaran. Kakak dan suaminya marah setelah mengetahui kegiatan saya, dan mereka tidak mengijin­kan saya tinggal di rumahnya lagi.

Utusan Injil menolong saya tinggal di rumah keluarga pendeta di Gundulupet. Satu pengalaman yang Indah. Saya dapat bersekutu dengan keluarga ini. Selama empat bulan saya mendalami Intisari Iman Kristen.

Kemudian saya bergabung pada proyek peng­adaan buku bernama India Evangelical Lutheran Church. Saya membantu menyebarluaskan bacaan ini di pelbagai tempat di India Salatan selama setahun. Allah memimpin saya ke ladang-Nya melalul pengalam­an ini.

Kerinduan mempelajari Alkitab semakin tambah. Bulan juni 1970 saya mengikuti Kursus Alkitab setahun di Seminari Concordia Nagercoil. Saya teringat betapa bahagianya saya mendapat kesempatan untuk mem­pelajari Alkitab. Banyak buku bermutu mengenai Islam di perpustakaan, membantu saya menghilangkan keragu-raguan.

MENEMUKAN TERANG

Sekarang di Seminari saya memusatkan pelajaran pada Pribadi dan Karya Kristus. Saya menggali kem­bali ayat-ayat Al Qur’an yang berbicara tentang Kristus. hanya bedanya, sekarang saya menelaah berdasarkan terang Alkitab dan dalam pertumbuhan iman saya kepada Yesus. Satu keraguan yang masih mangganjal pikiran adalah ketidakberdosaan Yesus dan kuasa-Nya mengampunl dosa manusaa. Sulit bagi saya meng­hindari perbedaan menonjol antara ketidakberdosaan Yesus dengan laporan Al Qur’an sehubungan dengan dosa para nabi lainnya. Tentang Muhammad, Al Qur’an secara khusus berkata:

Supaya Allah mengampunl kesalahan engkau yang telah lalu dan yang akan datang, mencukupkan karunia-Nya kepada engkau dan memimpin engkau ke­pada jalan lurus" - AI Fath 2 (llhllt Juga 40:55 dan 47: 18)

Karena orang yang berdosa tidak akan menang­gung dosa orang lain (lihat AI Qur’an 35:18), bagai­mana dapat dia atau seorang nabi lain memikul dosa orang lain?

Tetapi Al Qur’an juga mengemukakan yang di­sampalkan malaekat Jibrail tentang anak Maryam;

Dia menjawab: Aku hanya utusan dan Tuhan engkau, akan memberikan kepada engkau seorang anak laki-laki yang suci'. - Maryam 19:19

Pernyataan mana diperkuat Hadist yang mengatakan: "Setiap bayi yang lahir sudah disentuh jari Syetan saat dilahirkan. Hanya Maryam dan anak­nya tidak".

Injil juga mengemukakan ketidak berdosaan dan kekudusan Tuhan Yesus:

"Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa? Apabila Aku mengatakan kebenar­an, mengapa kamu tidak percaya kepadaKu," - Yohanes 8:46.

Injil Juga menyatakan. bahwa Ia menghapus segala dosa.

"Setiap orang yang berbuat dosa. melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah. Dan kamu tahu bahwa Ia telah menyatakan diri-­Nya, supaya Ia menghapus segala dosa dan di dalam Dia tidak ada dosa".- I Yohanes 3:4-5.

Apakah karena akan menanggung dosa manusia (sesama) maka Yesus dikatakan tanpa beban?

Walaupun Al Qur’an mengakui kekudusan Yesus. apa sebabnya dan apa maksud-Nya dengan mem­berkati Maryam seorang anak yang Al Qur’an menyata­kan Yesus sebagal "Firman Allah" dan "Roh yang dari Allah". Satu pernyataan yang tidak diberikan pada nabi lain.

"Hal orang-orang keturunan kitab! Janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlash kamu bicarakan tentang Allah, melainkan yang benar. Sesungguhnya lsa Almasih anak Maryam Rasul Allah dan perkataan Allah,. disampaikan kepada Maryam dan Ia ruh yang dari pada Allah, sebab itu berilmanlah kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya, dan janganlah kamu katakan; Tuhan itu tiga. Berhentilah (mengatakan itu) itu lebih baik bagimu. Allah Itu hanya­lah Tuhan yang Esa." - Anisaa 171.

Malaekat Jibrail menyampaikan kepada Maryam sebagal berikut :

"Dia menjawab: Begitulah (kejadian). Tuhan engkau telah berkata; hal itu buat aku adalah perkara mudah, dan peristiwa itu hendak Kami jadikan ke­terangan bagi manusia dan rahmat dari Kami dan suatu perkara yang telah diputuskan." Maryam 21, (lihat juga Al Anbla 91.)

Sekarang menjadi jelas, apa yang dikemukakan Al Qur'an tentang Yesus sehubungan dengan ke­pribadian-Nya yang unik. yakni hubungan-Nya dengan Allah sebagal Firman Allah dan Roh dari Allah; tindakan-Nya sebagai Pencipta. penyembuhan. mem­bangkitkan orang dan mati (Ali Imran 49): kenaikkan ke surga dan kehadiran-Nya di sana sampai saat ini.

Dalam study lanjutan. saya juga memahami pemakaian Istilah "Anak Allah" dalam Alkitab, yang pada dasamya berbeda dengan pengertian (dengan kata yang sama) dalam Al Qur'an.

Al Qur'an menolak paham bahwa Allah beranak dan diperanakkan dalam arti biologis (lam yalid wa lam yulad). Alkltab juga menolak pemakaian istilah ini secara demikian. Akhirnya saya menerima pemakaian istilah Anak Allah ini dalam Alkitab secara rohani, seperti yang dikemukakan Alkitab itu sendiri, sebagai­mana Yesus juga dikatakan Firman Allah. Saya bersyukur, adanya Al Qur’an yang telah menjembatani saya mencapai pengertian luas tentang istilah Anak Allah secara Alkitabiah apabila ditujukan kepada Tuhan Yesus secara unik.

Tidak bisa disangkali orang Muslim menolak ber­dasarkan Surat Annissa akan kenyataan kematian, kebangkitan dan kenaikkan Tuhan Yesus seperti dalam Alkitab,

"Dan perkataan mereka; Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih lsa Anak Maryam Utusan Allah. Dan sebenarnya mereka tidak membunuh Isa dan tidak menyalibkannya (memakunya di kayu palang), tetapi hanyalah penglihatan mereka saja. Bahwa orang-orang yang berselisih paham tentang itu, sebenarnya masih dalam ragu-ragu, mereka tidak mempunyai pengetahuan (yang pasti) tentang perkara itu, hanyalah menurut persangkaan. Mereka tidak pula yakin membunuh lsa". An Nissa 157,159.

Di tempat lain Al Qur'an menguraikan tentang ke­matian Yesus. Juru tafsir Muslim sendiri berbeda pen­dapat mengenai masalah ini.

Di antaranya, terdapat ayat-ayat Al Qur’an yang cukup berarti seperti yang ditafsirkan oleh Pickthall:

"Dan keselamatan untuk aku, di hari aku dilahirkan, di hari wafat dan di hari aku dibangkitkan hidup kembali" Maryam 33.

"Ketika Allah mengatakan; Hai lsa! Sesungguhnya Aku akan mematikanmu dan meninggikan derajatmu kepadaKu dan membersihkan dari (tuduhan) orang-­orang yang tidak beriman; menjadikan pengikut­-pengikutmu lebih tinggl dari orang-orang yang tidak beriman sampai hari kiamat (hari kebangkitan). Se­sudah itu kepadaKu tempat kembalimu. Nanti akan Kuberikan keputusan kepadamu tentang hal-hal yang kamu perselisihkan itu".- Ali Imran 55

"Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka se­lain dari pada apa yang telah Engkau suruh aku mengatakannya, yaitu: Sembahlah olehmu akan Allah, Tuhan aku dan Tuhan kamu. Dan aku dapat menjadi saksi terhadap mereka. Dan setelah Engkau me­wafatkan aku, Engkaulah Pengawas mereka dan Engkau menyaksikan segala sesuatu".- Al Maidah 117.

Adakah penjelasan Pickthall tentang "mutawaffika" (Aku sedang mengumpulkan engkau = I am going to gathering thee; dan tafsir yang digunakan di sini ber­bunyi kepadaKu tempat kembalimu) dan "tawaffaitani" (Thou tookest me = Engkau membawa aku dan dalam tafsir digunakan di sini; Engkau mewafatkan aku; Almaldah 117) itu benar ? Penafsir Muslim lainnya me­nafsirkan kata kerja itu dengan "membuat mati" (mewafatkan). Hal ini menunjukkan bahwa peristiwa kematian Yesus mendahului kenaikkan-Nya ke Surga.

Bagaimanapun Alkitab tidak memberikan tempat pada tafsiran yang berbeda mengenai saat, tempat dan peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan ke­matian Yesus dikemukakan bahwa Yesus mati, di­salibkan dan dikuburkan. Penyalibannya terjadi di luar tembok Yerusalem, waktu Pilatus Gubernur di Yudea. Suatu fakta sejarah. Alkitab juga mengemukakan peristiwa ini dengan bahasa yang jelas, tidak samar. Kematian, kebangkitan sampai naiknya Yesus ke Surga, semuanya dilaporkan sama jelasnya. Juga makna dan tujuan dari ketiga peristiwa yang besar di dalam kehidupan-Nya.

Demikianlah ayat ini dan petunjuk-petunjuk lain dalam Al Qur’an menjadi jelas bagi saya dalam terang pengertian saya tentang gambaran Kristus di dalam kitab Injll. Bagian-bagian itu tidak hanya memberikan pengertian jelas hubungan Yesus dengan Allah, tapi juga dengan meyakinkan menguraikan maksud Allah yang khusus dalam mengutus Yesus Hamba dan FirmanNya ke dunia yang penuh dosa ini. Pikiran saya kemball pada buku kecil "Hati Pak". Sayapun sampai pada kesimpulan bahwa Allah telah menyampaikan pengampunan kepada semua orang berdosa di dalam Yesus melalui kematian di kayu salib dan kebangkitan-­Nya dari antara orang mati. Keraguan mulai me­ninggalkan saya, satu demi satu, saat saya membaca Alkltab dan membiarkan ayat-ayat itu berbicara.

Selanjutnya, tinggal satu masalah yang meng­ganjal, yakni kedatangan Muhammad yang menurut Al Qur’an sudah dinubuatkan Yesus, seperti berikut:

"Dan perhatikanlah ketika lsa Anak Maryam ber­kata: Hai anak-anak Israel Sesungguhnya aku ini Utusan Allah untuk kamu, membenarkan wahyu yang (diturunkan) sebelum aku, yaitu Taurat, dan me­nyampalkan berita gembira, kedatangan seorang Rasul kemudianku namanya Ahmad. Tetapi setelah Rasul itu datang kepada mereka dengan keterangan jelas mereka berkata; Inilah sihir terang !" As Shaff 6.

Istilah Arab untuk "terpuji" adalah ahmad yang mempunyai kata dasar sarna dengan Muhammad. Tidakkah ini menunjukkan nubuat Yesus tentang Muhammad? Paham ini yang telah diajarkan pada saya dan yang saya yakini.

Saya mencari dalam Alkitab, apa yang dikemuka­kan mengenai Muhammad dan tidak menemui satu ayatpun. Saya tanyakan pada para maha guru saya yang dijawab bahwa Alkitab tidak pernah menying­gung soal Muhammad. Tatapi kalau saya lihat pada salah satu tafsiran Muslim atas Al Qur’an terdapat beberapa kutipan dari Alkitab dalam menunjang pengertian Surat As Shaff 6 ini. Yang paling menonjol adalah :

"Aku akan meminta kepada Bapa. dan la akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya la menyertai kamu". (Yohanes 14:16).

Istilah Yunani untuk penolong adalah, “parakletos". (Bahasa Yunani adalah bahasa asli Kitab Injll), dan menurut dia istilah asli yang digunakan di sini sebenar­nya adalah "perikuftos':' "seorang yang terpujl". Ke­mudian ia menyatakan bahwa Orang Kristen meng­gantikannya dengan "parakletos" untuk menghindari hubungan istilah ini dengan Muhammad.

Saya tidak memahami bahasa Yunani, untuk itu sulit bagi saya untuk meninggalkan kepercayaan saya terhadap Muhammad, saya merasa susah. Muhammad masih mendapat tempat utama dalam hati saya, se­hingga sukar meninggalkan keyakinan saya kepada­nya sebagai seorang nabi. Saya tanyakan masalah ini kepada seorang Profesor bahasa Yunani. Dikemuka­kan bahwa istilah "perikultos" tidak terdapat dalam naskah asli Injil Yohanes. Ia menjelaskan arti "parakletos" dalam Alkitab dan bagaimana janji Yesus dalam Yohanes 14:16 ini digenapi dengan turunnya Roh Kudus dalam Kisah Rasul 2: 1-11. Roh Kudus yang senantiasa hidup bersama umat Allah sebagai Peng­hibur dan Pembimbing. Saya serahkan masalah ini kepada Allah, memohon bimbingan dan petunjuk yang terang.

Suatu malam, usai sembahyang dan siap untuk tidur, saya gelisah. Saya seperti mendengar suara berkata: "Bangunlah dan bacalah!" Mulanya saya anggap itu sebuah khayalan. Karena suara itu datang berulang kali, saya bangun dan membaca Yohanes 14:15-17 beberapa kali.

"Jikalau kamu mengasihi Aku; kamu akan menurut segala perintahKu. Aku akan minta kepada Bapa dan la akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya la menyertai kamu. yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapl kamu mengenal Dia, sebab la menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu".

Pertanyaan-pertanyaan berikut muncul saat mem­baca ayat-ayat tersebut di atas. "Adakah engkau baca dalam Al Qur’an dan Hadist bahwa Muhammad adalah Roh Kebenaran yang selalu bersamamu ? seorang Penghlbur yang tidak dilihat dunia dan yang tinggal di dalam kamu?" Itulah pertanyaan yang kuajukan pada diri sendiri. Kemudian saya sadari bahwa ayat ini tidak dapat diartikan bagi datangnya nabi lain dan tidak juga bagi makhluk hidup lainnya. Saya teringat kegenapan nubuat ini dalam Kisah 2: 1-11, Jaman orang percaya pada Kristus mula-mula. Demikianlah saya memahaml dengan jelas kebenaran agung ini.

Penghibur yang dijanjikan Yesus adalah Roh Kudus, Roh Allah yang hldup dan bukan malaekat Jibrail. Kemudian saya mengalami kuasa Roh Kudus ini. Melalui-Nya saya datang dan percaya pada Kristus. Terpujilah Allah. Amin.

Saya melanjutkan membaca Alkltab dengan sungguh-sungguh. Banyak harta karun saya temui yang tidak pernah saya bayangkan, antara lain; kuasa dalam bersaksi pada orang yang merindukan bimbing­an dan penyataan Allah. Alkltab membukakan keadaan saya sebenarnya, yakni hati yang penuh dosa dan salah. Saya buta secara rohani. Hal ini mendorong saya membawa seluruh dosa dan persoalan kepada Allah dalam Nama Yesus Mesias itu. Sesungguhnya Yesus telah datang ke dunia mencari saya. Dia mati karena dosa saya, bangkit kembali, naik ke surga dan akan datang kembali.

Saya menyadari bahwa Alkitab adalah Firman Allah. Alkitab memberi jawaban atas semua persoalan yang mengganggu saya. la merupakan Air Hidup yang bisa memuaskan jiwa saya. Saya mendapat pengalam­an rohani yang belum pernah saya alami sebelumnya. Saya percaya, Alkitab dengan teliti mencatat seluruh pengajaran dan karya Kristus yang adalah rahasia Firman kekekalan Allah yang turun ke dunia kita ini dalam wujud manusia. Saya mengerti secara jelas kebenaran kematian. kebangkitan, kenaikan ke surga dan kedatangan-Nya kedua kali. Suatu kebenaran yang tidak saya pahami sebelumnya dan yang saya benci.

Alkitab menceritakan kuasa Allah yang menye­lamatkan dan kasih Allah terhadap saya dan seluruh umat manusia, yang memberikan kita damal sejahtera. Kasih Allah ini dinyatakan melalui Tuhan Yesus de­ngan kematian dan kebangkitan-Nya bagi orang ber­dosa seperti yang diberitakan Rasul Paulus, Yesus sendiri dan Rasul-rasul lainnya dalam Perjanjjan Baru.

"Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Krlstus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci bahwa la telah dikuburkan, dan bahwa la telah dibangkitkan, pada hari ketiga, sesuai dengan Kitab Suci" I Korintus 15:3-4.

Kita tidak usah heran dengan banyak sahabat Muslim yang terus berpendapat bahwa Alkitab itu sudah dipalsukan dan sudah dibatalkan oleh Al Qur'an. Biarkan mereka (sahabat Muslim itu) apabila mereka sadar akan kesucian Allah, menyadari akan dosanya sendiri, menghayati Firman Tuhan ini dan mengambil kesimpulan sendiri seperti yang sudah saya lakukan.

KEPUTUSAN AGUNG

Tanggal 19 Juli 1970. saya menyerahkan diri seutuhnya pada Tuhan Yesus, Mesias itu. Saya mengakui semua dosa dan keragu-raguan saya dan dipersekutukan dengan-Nya dan dalam kasih yang penuh dengan pengampunan-Nya melalul baptisan. Saya tergetar rnerasakan kuasa Ilahi masuk dalam hidup saya. Saya bangkit menjadi seorang yang di­ubah, penuh sejahtera dalam jiwa. bahagia di hati dan keyakinan ini terus saya miliki sampai sekarang ini. Walaupun saya tidak bisa mengutarakan secara mendetail, saya yakin semua dosa-dosa saya itu sudah dibasuh oleh darah Tuhan Yesus Kristus yang sangat mahal. Saya sudah menerima kuasa untuk hidup baru dan yakin bahwa Tuhan Yesus sendiri sudah bertahta dalam hati saya.

BEKERJA DI LADANG TUHAN

Beberapa waktu kemudian saya mendapat ke­sempatan melayani bersama kelompok Operation Mobilization ini memberikan saya kesempatan untuk mengunjungi banyak tempat di India dalam memberitakan Injil. Selama dua tahun di sini, saya belajar menjadi pengikut Yesus yang sejati.

Saya bersyukur kepada Tuhan Yesus dan berterimakasih pada rekan sepelayanan di Operation Mobilization atas kesempatan yang diberikan kepada saya ini. Mereka banyak membantu saya dalam meng­hadapi saat-saat yang sulit.

Selanjutnya saya kembali ke Seminari Theologia Concordia dan menyelesaikan studi bidang theologia pada tahun 1975.

Saya rindu memberikan Injil terang Allah pada saudara-saudara Muslim di mana saja khususnya yang tinggal di daerah kami. Semoga mereka dapat menerima undangan Yesus Kristus yang telah ditawar­kan pada setiap orang untuk mengenal keselamatan yang agung dari Allah.

"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak malalui Aku". Yohanes 14:6

"Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus".. Yohanes 17:3

KESIMPULAN

Saya sudah menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Dia sudah mengubah hidup saya pada satu kehidupan bahagia, damai sejahtera penuh harap­an nyata. Dia memberi kekuatan di saat lemah. Dia datang dalam hldup saya sebagai Tuhan yang hidup. memberi tujuan baru dan menjanjikan hidup di surga, suatu kehidupan tanpa akhir.

Kini saya menjadi anggota keluarga surgawi Allah. Saya meyakini apa yang dikemukakan Daud seorang Nabi besar dan Raja; "Sekalipun ayahku dan ibuku me­ninggalkan aku. namun Tuhan menyambut aku". Mazmur 27: 1 0

Dalam menghadapi kesulitan, keragu-raguan, dan cobaan, saya cukup datang dan memandang wajah­-Nya. Saya memuji Dia atas anugerah-Nya di kala saya kesepian, letih, dan kecewa. Yesus berkata: "Bukan ka­mu memilih Aku. tetapl Akulah yang memilih kamu. su­paya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buah itu tetap. supaya apa yang kamu minta kepada Bapa da­lam nama-Ku. diberikanNya kepadamu". Yoharies 15:16

Saya tidak memilih Dia. Dia yang memilih saya. DenganNya. kisah "Hati Pak" itu telah menjadi kisah Alavi sendiri. Kemuliaan bagi Allah selama-Iamanya.

Sekiranya saya dapat menolong anda, silahkan menyurat saja lewat email.

K.K. ALAVI

Bahan Kajian Sudah Ku Temukan

  1. Tentang apakah Isi selebaran yang dibaca Alavi ?

  2. Apakah yang mencemaskan hatinya dan langkah apakah yang diambilnya ?

  3. Apakah yang dikatakan dalam surat Ali-Imran 45-50 ?

  4. Ayat Alkitab manakah yang menguatkan dan berkesan bagi Alavi ?

  5. Sebutkan dua dari empat ayat Alkitab yang menantang pikiran Alavi ?

  6. Siapakah Penghibur yang dijanjikan akan menyertai orang yang percaya kepada Yesus ?

    Coba jelaskan !

  7. Kebenaran apakah yang dimengerti secara jelas oleh Alavi ?

  8. Keyakinan apakah yang dirasakan Alavi setelah ia menyerahkan diri kepada Tuhan Yesus ?

  9. Sebutkan undangan yang ditawarkan Tuhan Yesus tentang keselamatan ?

  10. Apakah yang dikatakan Yahanes 15 : 16 ?

Tekan di sini untuk kirim jawaban Anda lewat email atau kirimkanlah jawaban Anda kepada:


The Good Way
P.O. BOX 66
CH-8486 Rikon
Switzerland

www.the-good-way.com/id/contact/